2.132 Orang Tewas Akibat Serangan Udara Rusia di Suriah

4:23 AM
2.132 Orang Tewas Akibat Serangan Udara Rusia di Suriah
BEIRUT - Organisasi pemantau Hak Asasi Manusia Suriah menyebut serangan udara Rusia telah menewaskan 2.132 orang di Suriah, dimana sepertiganya adalah warga sipil.

Dilansir AFP, Selasa (22/12/2015) malam, jumlah total korban tewas tersebut juga termasuk 598 anggota kelompok ISIS dan 824 orang kelompok militan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Korban tewas tercatat sejak serangan udara dimulai pada 30 September 2015. Selain itu ada lebih 710 orang warga sipil yang tewas, di antaranya 161 anak-anak dan 104 wanita.

Organisasi yang bermarkas di Inggris ini memang memiliki jaringan informan luas di Suriah. Rusia memang masih membombardir Suriah untuk menggempur ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya.

Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman mengatakan pihaknya membedakan serangan udara yang dilancarkan pesawat Suriah, Rusia dan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat berdasarkan pola terbang, yang mengindikasikan apakah pesawat tersebut lepas landas dari dalam wilayah Suriah, juga jenis pesawat dan artileri yang digunakan.

Terindikasi Lakukan Kejahatan Perang
Amnesty International menyebut indikasi kejahatan perang oleh militer Rusia di Suriah. Serangan udara Rusia disebut merenggut ratusan nyawa warga sipil Suriah sejak dimulai 3 bulan lalu.

"Beberapa serangan tampaknya ditargetkan secara langsung terhadap warga sipil atau objek sipil dengan menyerang area permukiman tanpa target militer yang nyata dan bahkan terhadap fasilitas medis, hingga memicu luka-luka dan tewasnya warga sipil," ujar Direktur Amnesty untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Philip Luther, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (23/12/2015).

"Serangan-serangan semacam itu mungkin berujung pada kejahatan perang," imbuhnya.

Oleh karena itu, Luther menekankan penting penyelidikan mendalam. "Sangat penting agar dugaan pelanggaran diselidiki secara independen dan tidak memihak," sebutnya.

"Bukti menunjukkan bahwa otoritas Rusia mungkin telah berbohong untuk menutup-nutupi korban sipil hingga rusaknya masjid dari salah satu serangan mereka dan kerusakan sebuah rumah sakit lapangan karena serangan lain," terang Luther.

Luther juga menyebut adanya bukti yang menunjukkan militer Rusia menggunakan senjata pembunuh massal yang dilarang secara internasional. "Bukti menunjukkan penggunaan bom cluster yang dilarang secara internasional dan bom jenis unguided di area permukiman padat penduduk," imbuhnya.

Laporan Amnesty International ini fokus pada serangan-serangan udara Rusia di wilayah Homs, Idlib dan Aleppo antara bulan September hingga November. Sedikitnya 200 warga sipil dan puluhan militan tewas dalam serangan Rusia itu.

Amnesty juga menekan bahwa otoritas Rusia selama ini mengklaim militer mereka hanya menargetkan teroris di Suriah. Namun setelah beberapa serangan, Rusia menanggapi kabar soal jatuhnya korban sipil dengan menyangkal serangan mereka menewaskan warga sipil. Dalam serangan lainnya, Rusia tetap diam.

Amnesty menyebut salah satu kasus di pasar ramai di Ariha, Ibdlib, di mana tiga rudal Rusia mengguncang pasar itu dan menewaskan 49 warga sipil. Kemudian serangan Rusia lainnya di Ghantu, Homs, pada Oktober lalu yang menewaskan 46 warga sipil, termasuk 32 anak-anak dan 11 wanita.(Detik.com)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »